Ia menyatakan keprihatinan agar insan pers di NTT memaksimalkan pemberitaan daring (online) guna mengikuti kemajuan teknologi informasi.

“Poin penekanannya pers ini penting, tapi kita harus sudah online. Saya khawatir di NTT masih banyak yang ‘on me-on me’,” tandasnya dengan humor, merinci perlunya transformasi digital dalam praktik jurnalistik di wilayah tersebut.

Dengan kesadaran akan peran strategis pers, Liyanto mengajak semua kalangan, termasuk politisi, praktisi, dan pihak pendidikan, untuk bersama-sama mendukung informasi yang diberikan oleh media dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. (*)