Pergelaran Festival Tiga Gunung dan Festival Lamaholot semestinya dipandang sebagai upaya dan usaha menjaga khazanah budaya. Ia bukan sekedar ritual momental dengan gong gendang yang menderu, atau hajatan tahunan yang hanya sekedar ritus lahiriah semata. Festival budaya yang dihidupi semestinya berorientasi kepada usaha menggali dan menegaskan kembali kebajikan tradisi azali, ikatan kekerabatan, kesatuan kampung-kampung adat, ritus-ritus tradisional serta janji adat budaya yang bernilai bagi masyarakat. Kesatuan semacam inilah yang menjadi dasar pengikat hidup orang-orang Lamaholot. Ia menjadi modalitas terpenting-jembatan yang membawa orang lamaholot dari tepian yang satu ke tepian yang lain dalam kancah kehidupan budayanya.
Pada akhirnya orang-orang Lamaholot dapat menjadi dirinya sendiri-seperti apa adanya Lamaholot-dan bukan hasil spekulasi teknologi yang serba canggih saat ini. Kebudayaan Lamaholot bukan lagi sekedar bentuk tapi gizi kehidupan, kualitas, sukma yang dengannya, anak-anak Lamaholot memandang dunia.