Penulis: Asaaro Lahagu
FAKTAHUKUMNTT.COM, Jitu adalah kata yang cocok untuk Jokowi di hari tenang. Ketika ia tahu bahwa kampanye akan berakhir pada tanggal 13 April 2019 dengan debat ke-5 sebagai penutupnya, Jokowi putar otak. Otaknya yang cerdas menemukan celah sempit.
Publik tak menduga bahwa Jokowi yang sudah marathon berkampanye, ia masih berusaha pergi keluar negeri. Banyak pihak menduga bahwa Jokowi akan istirahat pasca kampanye berakhir. Ia mungkin hanya bersiap-siap menyoblos pada hari Rabu, 17 April 2019. Sesudahnya menonton hasil quick count bersama tim suksesnya. Bukankah Jokowi sudah lelah selama ini?
Tetapi dugaan publik 100 persen salah. Jokowi bukanlah tipe orang yang beristirahat sebelum tujuannya tercapai. Ia adalah pejuang sejati hingga akhir nafasnya. Dia masih melakukan sesuatu untuk melaksanakan misinya. Ia harus ke luar negeri. Di sana ia menggetarkan kubu lawannya.
Kali ini Jokowi ke luar negeri, bukan dalam rangka tugas kenegaraan, tetapi untuk menghadap khalik-Nya. Alasan yang sangat pas. Lawan tak berkutik. Alasan itu nyaris tak bisa digoreng. Jokowi ke Arab Saudi untuk umroh, beribadah kepada Allah SWT. Jadi bukan untuk kampanye.
Ketika Jokowi menganggukan kepalanya saat dikonfirmasi umroh ke Tanah Suci, saya terkejut. Luar biasa. Orang ini sudah benar-benar capek. Orang ini seharusnya istirahat. Apalagi dia sukses selama 8 bulan terakhir lolos dari ribuan jebakan gerombolan Amin Rais agar melakukan blunder. Ia juga lolos dari debat dan bahkan ia keluar sebagai bintang.
Ketika ia pergi ke tanah suci, publik menganggukan kepala. Wajar sekali. Ia mungkin bersyukur besar kepada Tuhan atas penyertaan terhadap dirinya. Ia juga mungkin meminta pertolongan kepada Tuhan agar dimenangkan lagi untuk membungkam orang-orang yang selama ini begitu keji memfitnah dirinya.
Begitulah Jokowi akhirnya terbang ke tanah suci. Hanya beberapa saat setelah Jokowi mendadak di Tanah Suci tersiar berita besar. Di masa tenang, tiba-tiba media menyorot Jokowi. Jokowi bukan hanya umroh, tetapi ia diterima oleh Raja Salman. Kabarnya kedatangan Jokowi atas undangan Raja Salman. Luar biasa. Saat yang tepat sekali.
Jika Prabowo tenggelam di masa tenang dan hanya sedikit dihebohkan dengan fotonya dengan Fifi, saudari Ahok, Jokowi kembali menjadi fokus berita. Bukan hanya dirinya yang diterima Raja Salman, tetapi juga oleh jamuan special dan istimewa Raja Salman.
Lebih spektakuler lagi ketika Jokowi dan semua keluarganya termasuk guru ngajinya diijinkan masuk Kabah. Sungguh luar biasa. Keistimewaan Jokowi menjadi semakin sempurna ketika ia dijamu lagi oleh Putera Mahkota Arab Saudi, penerus takhta Raja Salman.
Di situlah saya temukan kecerdasan Jokowi. Saya yakin kalau bukan Jokowi yang memikirkan programnya di hari tenang, pasti ada sosok cerdas dari lingkar satu istana yang membisikkan. Mengapa saya sebut cerdas, karena kunjungannya ke Arab dan bertemu dengan Raja Salman tak bisa dikritik sebagai sebuah kampanye.
Judulnya adalah umroh. Jadi bukan kunjungan kenegaraan. Walaupun ia diterima oleh Raja Salman tetapi itu tidak bisa dibaca sebagai bentuk kampanye. Inilah yang membuat kubu lawan Jokowi ternganga. Fadli Zon dan Fahri Hamzah hanya bisa nyinyir dan tak bisa mengklaim bahwa itu adalah kampanye. Tim BPN Prabowo tak bisa berbuat sesuatu untuk membendung pemberitaan pertemuan Jokowi dengan Raja Salman.
Begitu tertusuknya kubu lawan Jokowi. Sampai-sampai Mardani Ali Sera membuat cuitan konyol bahwa Jokowi maksa-maksa Raja Salman masuk kabah untuk kepentingan elektabilitas. Apa? Raja Salman dipaksa? Dipaksa nenek lu. Raja Salman sama sekali tak bisa didikte, tak bisa dipaksa soal masuk kabah. Tetapi ia sendiri yang mempersilahkan Jokowi untuk masuk kabah. Itu adalah penghormatan besar kepada Jokowi.
Tentu saja bukan hanya lawan Jokowi yang melongo di tanah air, tetapi juga Rizieq Shihab yang mengaku-ngaku sebagai imam besar dan keturunan nabi. Rizieq benar-benar disindir habis. Bagaimana tidak ia yang kabur ke Arab, tak sekalipun diundang Raja Salman bertemu, apalagi dijamu.
Jangankan Raja Salman menjamu Rizieg dan mempersilahkannya masuk ke Kabah, nama Rizieq tak pernah disebut satu kalipun oleh Raja Salman. Malahan yang terjadi adalah Rizieq tidak dizinkan keluar dari tanah Arab oleh para penegak hukum Raja Salman.
Begitu terpukulnya Rizieq atas kedatangan Jokowi itu. Bukan hanya Rizieq tetapi seluruh pengikutnya di tanah air. Hati mereka beku. Lidah mereka kelu. Otak mereka terkontaminasi. Hanya hoax bahwa Rizieq menolak bertemu dengan Jokowi di tanah Arab yang bisa mereka sebarkan. Tentu hoax itu langsung berbalik menghujam jantung mereka.
Kini kepergian Jokowi ke tanah Arab dan bertemu dengan Raja Salman benar-benar membawa hikmah bagi Jokowi sendiri. Namanya justru semakin berkibar di hari tenang. Apalagi ada persetujuan pihak Raja Salman bahwa kuota haji Indonesia sah ditambah 10.000 orang. Ini mantap betul.
Besok 17 April 2019. Pendukung Jokowi akan memutihkan TPS tanpa takut. Sesudahnya quick count akan memotret kemenangan Jokowi. Sebulan lalu sebetulnya Pilpres sudah selesai dengan kemenangan telak di pihak Jokowi. Hasil survei terakurat dan terpecaya adalah dasarnya dan bukan survei internal.
Kemudian membanjirnya orang-orang di luar negeri mencoblos, beberapa di antaranya mencetak sejarah untuk berpartisipasi mencoblos, adalah bukti bahwa Jokowi adalah pemenang.(HM).