Penulis : Josse

“Kita terus mendorong pengembangan komoditi kelor ini karena kelor kaya akan nilai gizi yang tinggi. Ke depannya juga, akan ada kebijakan kelor sebagai asupan makanan tambahan  untuk kelompok ibu hamil, ibu menyusui dan juga bayi. Jadi melalui pengembangan kelor di NTT ini kita harap nantinya akan mampu turut memenuhi kebutuhan kelor secara nasional,” ungkap Gubernur.

Pada kesempatan tersebut juga, Gubernur turut menjelaskan potensi Pulau Sumba yang selain Pengembangan TJPS di Sumba Barat Daya juga diantaranya sektor pertanian Food Estate serta perencanaan pembangunan Energi Baru Terbarukan (Listrik Tenaga Surya)  di Kabupaten Sumba Tengah, dan pengembangan budidaya udang serta sapi di Kabupaten Sumba Timur.

“Pulau Sumba ini akan sangat berkembang pesat ke depan, selain TJPS  yang kita laksanakan kini kita juga apresiasi kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini Bapak Presiden Joko Widodo yang mengintervensi Food Estate di Sumba Tengah dan ini menjadi sangat bermanfaat bagi pertanian di Sumba Tengah,” ungkapnya.

“Informasi yang kita dapatkaj juga bahwa melalui Studi yang dilakukan Universitas Gadjah Mada terkait potensi panas matahari di Sumba Tengah yang dapat menghasilkan daya listrik sebesar 2 giga watt yang membutuhkan lahan seluas 2.000 Ha. Dan untuk Kabupaten Sumba Timur akan kita bangun shrimp estate atau pengembangan udang dalam skala yang besar dan juga akan kita kembangkan breeding sapi di lahan seluas 6.500 Ha untuk mendukung produksi dan suplai daging sapi premium,” jelas Gubernur.