Gempa bumi yang terjadi ini merupakan jenis gempa tektonik yang disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi. Wilayah Sulawesi Tenggara terletak di daerah yang rawan gempa akibat pertemuan beberapa lempeng tektonik besar, yaitu Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia.
Meskipun gempa ini kuat, kedalamannya yang mencapai 91 km membuat dampak yang dirasakan tidak sebesar gempa dengan kedalaman lebih dangkal. Faktor kedalaman gempa mempengaruhi seberapa kuat guncangan yang diterima oleh permukaan bumi.
Pihak berwenang setempat segera melakukan pengecekan terhadap kondisi infrastruktur dan memantau jika ada potensi dampak lanjutan. Warga dihimbau untuk tidak panik dan tetap mengikuti arahan dari otoritas lokal. BMKG juga menekankan pentingnya kewaspadaan, meski saat ini dipastikan tidak ada risiko tsunami.
Peristiwa gempa ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan dan pemahaman masyarakat terhadap fenomena alam seperti gempa bumi. Meski tidak menimbulkan ancaman tsunami, keberadaan teknologi pemantauan seperti BMKG sangat membantu dalam memberikan informasi yang cepat dan akurat kepada masyarakat.