FK – Kasrem 161/Wira Sakti, Kolonel Simon Petrus Kamlasi, menegaskan pentingnya kolaborasi multi-pihak dalam mengatasi kemiskinan ekstrem di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Saya yakin kolaborasi multi-pihak mampu mengatasi kemiskinan ekstrem di Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya di Kabupaten Sumba Timur”, tegas Kolonel Cpl Kamlasi dalam pertemuan dengan Forkopimda dan para tokoh agama, tokoh masyarakat serta masyarakat di Waingapu, Kamis (23/5/2024).
Lebih lanjut Kolonel Cpl Kamlasi menegaskan kemiskinan ekstrem, gagal tanam dan panen, stunting, dan berbagai masalah mendasar di NTT, khususnya di Sumba Timur, bisa teratasi jika banyak komponen yang berkolaborasi.
“Tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah semata,” tegas Kolonel Kamlasi di aula Hotel Padadita.
Kolonel Kamlasi, didampingi Dandim 1601 Sumba Timur, Letkol Arh Doman Endro Pramono, menekankan bahwa TNI AD akan terus memberikan bantuan sesuai kemampuan. Kedatangan mereka ke Sumba Timur kali ini bertujuan untuk melihat secara langsung perkembangan dan dampak program TNI AD seperti manunggal air dan ketahanan pangan.
Kolonel Kamlasi menyebutkan bahwa TNI AD di wilayah NTT, termasuk Sumba Timur, telah membangun 300 titik air bersih. Selain itu, TNI AD juga membantu dalam pembangunan atau rehabilitasi rumah ibadah seperti gereja dan masjid, serta pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni (RTLH) untuk masyarakat kurang mampu.
Asisten 1 Setda Sumba Timur, Dominggus H. Kondanamu, yang mewakili Bupati Sumba Timur, menyatakan bahwa semangat kolaborasi dan sinergitas yang diterapkan oleh pemerintah daerah telah menunjukkan hasil signifikan.
Pada tahun 2023, Sumba Timur ditetapkan sebagai pengendali inflasi terbaik pertama se-Indonesia dengan inflasi 3,5 persen, jauh di bawah standar nasional sebesar 5,47 persen.
Selain itu, Sumba Timur meraih penghargaan daerah terinovatif dalam IGA Award selama tiga tahun berturut-turut (2021-2023) untuk kategori daerah tertinggal.Dominggus juga menyoroti keberhasilan dalam menekan prevalensi stunting di Sumba Timur, dari 21,15 persen pada tahun 2021 menjadi 11,8 persen pada tahun 2023. Kemiskinan ekstrem juga menurun dari 15,14 persen menjadi 10,4 persen pada tahun 2023. Sumba Timur diproyeksikan akan keluar dari kategori kabupaten tertinggal sesuai Perpres Nomor 63 tahun 2020.
Pendeta Yuliana Ata Ambu, tokoh agama dari Gereja Kristen Sumba (GKS), memberikan apresiasi tinggi terhadap peran TNI, terutama Kodim 1601 Sumba Timur, dalam membantu masyarakat.
“TNI telah menunjukkan kepedulian nyata dalam berbagai persoalan kemasyarakatan dan kemanusiaan. Mereka selalu siap membantu, bahkan dalam kondisi sulit,” ungkapnya.
Kolonel Cpl Kamlasi berharap bahwa melalui kolaborasi dan sinergi berbagai pihak, persoalan kemiskinan dan masalah mendasar lainnya di Sumba Timur dapat segera diatasi, membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di wilayah tersebut.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa upaya bersama dari TNI AD, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat memberikan dampak signifikan dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup di NTT.
“Dengan keberhasilan ini, Sumba Timur diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain dalam menerapkan kolaborasi multi-pihak untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan. Dukungan dan kerja sama yang berkelanjutan dari semua elemen masyarakat akan menjadi kunci untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan di NTT”, pungkas Kolonel Cpl Kamlasi.