Penulis: Yoseph Paun S. B. (Sekretaris SMSI NTT / Ceo PT Fakta Media Nusatama/ Faktahukumntt.com

FAKTAHUKUMNTT.COM, JAKARTA -Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, S.H., M.H., menjadi sorotan utama dengan kepemimpinan yang melekat pada karakter kuat, menggambarkan esensi Ethos, Pathos, dan Logos. Melalui Program SAKTI, Bupati Simon Nahak mewujudkan transformasi signifikan di wilayah Rai Malaka.

Saya teringat akan pertemuan saya pertama kalinya dengan para tokoh Diaspora Malaka-Kupang setelah Bapak Simon Nahak dilantik menjadi Bupati Malaka guna mensharingkan problematika pembangunan di Malaka.

IMG 20240309 012458 e1710042370631
Bupati Simon Nahak bersama anak-anak di kabupaten Malaka ikut merayakan Hari Anak Nasional tahun 2024

Saya sempat menggali informasi terkait komitmen membangun Malaka oleh Dr. Simon Nahak, S.H., M.H., seorang Pakar Hukum, Dosen Pasca Sarjana di Universitas Warma Dewa Bali dan juga Pengacara Handal.

Sejujurnya sejak saat itu saya tertarik untuk menulis tentang beliau. Tetapi memang benar seperti istilah asing menyebut Aller Anfang ist Schwer, setiap permulaan adalah sulit. Saya mengalami kesulitan dalam merumuskan secara baik mengenai sosok Dr. Simon Nahak, S.H., M.H., karena keterbatasan sumber dan buku-buku yang telah mengulas tentang beliau.

Dalam sharing itu, saya membuka dialog dengan beberapa tokoh Diaspora Malaka-Kupang dengan kalimat ini, Bapak Simon Nahak adalah sosok Bupati Pilihan Rakyat. Walaupun mendapat dukungan minoritas dari Partai Politik namun la mampu bersaing dalam pemilihan langsung oleh rakyat dan berhasil menakhodai Rai Malaka.IMG 20240309 002930 e1710042547654

Ini artinya di hati masyarakat Malaka, Bapak Simon Nahak memiliki pribadi berintegritas tinggi, sederhana dan memiliki niat yang tulus untuk membangun Malaka sehingga dipercaya menahkodai kabupaten Malaka.

Meskipun demikian kita lihat sendiri bagaimana pemberitaan segelintir media Online akhir-akhir ini yang lebih banyak mencemooh apa yang telah dilakukan oleh beliau melalui program SAKTI-nya. Padahal di tengah Badai seroja dan amukan Covid-19, Bupati Simon Nahak mampu mengubah wajah Malaka jauh lebih baik.

Satu hal yang saya gariskan di balik pemberitaan itu adalah bahwa masih kurang penghargaan dan apresiasi serta pengakuan dari segelintir orang terhadap Dr. Simon Nahak yang walaupun baru 2 tahun penuh memimpin telah berbuat banyak bagi kemajuan Rai Malaka.

Sosok Simon Nahak dalam kacamata saya secara pribadi lebih sempurna menyatakan Simon Nahak adalah sosok Pemimpin yang berkarakter ethos, pathos, dan logos dalam seluruh iklim kepemimpinannva.

Kalau dalam bahasa Aristoteles, seorang pemimpin harus memiliki  ‘ethos, ‘pathos’ dan ‘logos‘ maka Bapak Simon Nahak telah mampu mempersonifikasikan ethos, pathos dan logos,” dalam seluruh rangkaian kepemimpinannya.

Ethos adalah karakter moral atau moralitas pemimpin. Pada aspek ini, Simon Nahak telah hadir sebagai seorang pemimpin yang mempunyai karakter moral dan moralitas diri yang baik. Dalam seluruh tingkah dan tutur katanya Simon Nahak terkenal sopan dan elegan.

Sementara itu Pathos adalah kemampuan pemimpin untuk menyentuh perasaan orang lain dan menggerakkan orang secara emosional. Pada tataran tata praja dan para Aparatur Sipil Negeri (ASN) yang berkerja di seluruh instansi pemda Malaka sosok Simon Nahak adalah orang yang sedikit bicara dan lebih banyak berbuat atau bekerja.Screenshot 2024 0310 115101

Di tengah amukan badai seroja, covid-19 dan kini elnino, Bupati Simon hadir dengan sentuhan optimis, selalu memberikan motivasi positif untuk bisa mengoptimalkan kinerja seluruh stafnya.

Sedangkan Logos, adalah kemampuan untuk bertindak secara rasional. Hampir seluruh keputusan sang Bupati, Dr. Simon Nahak, S.H., M.H., didiskusikan terlebih dahuu dengan para pimpinan instansi di lingkup pemda Malaka. Ini artinya Simon Nahak selalu memberi penghargaan terhadap arus opini yang berkembang terhadap jalannya suatu program atau kegiatan.

Proses penghargaan ini juga sekaligus merupakan apresiasi terhadap buah pemikiran dan rasionalitas yang hadir dari arus bawah melalui sejumlah pimpinan Dinas atau Badan agar kesempurnaan menjadi paripurna program dan kegiatan  diimplementasikan dalam pembangunan daerah dan masyarakat Malaka.IMG 20240309 012545 e1710042798505

Dr. Simon Nahak, S.H., M.H., yang saya kenal dekat adalah sosok sederhana dengan idealisme besar yang bìsa bersinergi dengan harapan daerah dan masyarakat Malaka, dan bisa menjadi sosok komprehensif yang menjadi representasi dari seluruh suara yang tak pernah bersuara, dan dari seluruh hasrat yang tak tersampaikan.

la menjadi sebatang lilin yang tegak berdiri dan terus menjadi penerang di tengah amukan badai dan kegalauan malam daerah ini. Ibarat sebuah lentera yang siap untuk menerangi benda-benda yang baik dan yang jahat, demikianlah Simon Nahak hadir dan menjadi cahaya suluh untuk mengubah daerah ini dari ketidakpastian menjadi Negeri yang sangat bermartabat untuk kehidupan banyak orang.

Dengan slogan “Bonum Commune Suprema Lex” yang diejawantahkan dalam Program SAKTI membangun Malaka.

Bupati Simon Nahak juga adalah sosok pemimpìn visioner dan misioner. Hal sederhana yang bisa kita temukan di sini adalah kecerdasannya dalam menyesuaikan ritme kepemimpinannya terhadap setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Malaka dari tahun ke tahun.IMG 20240309 012014 e1710043045849

Hal ini menjamin bahwa Simon Nahak sungguh-sungguh tampil sebagai agent of change (agen perubahan) bagi daerah dan masyarakat Malaka khususnya perubahan di berbagai sektor yang dikemas dalam visinya Terwujudnya Kabupaten Malaka yang Berbudaya, Berkarakter, Berahklak, Mandiri dan Berkeadilan Sejahtera dan dilaksanakan melalui Misinya yang dikenal dengan sebutan Program SAKTI.

Kata Sakti itu sebuah Akronim, SAK singkatan dari Simon Nahak dan KTI singakatan dari Kim Taolin. Sesungguhnya kata SAKTI bukan hanya sekedar gabungan dari kedua pasangan Bupati dan Wakilnya melainkan memuat Program unggulan membangun Malaka.

SAKTI adalah buah pemikiran Simon Nahak yang terinspirasi dari tulisan-tulisan Presiden RI Pertama, Ir. Soekarno yang dikenal sebagai Tri Sakti.

SAKTI dapat diuraikan sebagai berikut; S adalah Swasembada. Menyiapkan Swasembada Pangan. A merupakan Adat-istiadat. (Memperkokoh Adat istiadat, Seni budaya, olaraga dan toleran antar umat beragama).

K adalah Kualitas. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kualitas Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di kabupaten Malaka yang harus diberdayakan untuk mensejahterakan masyarakat. Sedangkan T adalah Tata kelola.IMG 20240309 012047 e1710043106498

Bupati Simon Nahak menyadari untuk menjalankan roda pemerintahannya, harus secara profesional dibutuhkan Tata Kelola birokrasi yang bersih, berwibawa, secara transparan, dan akuntabel dan bebas KKN.

I adalah Infrastruktur. Bagi Simon Nahak, semua ini hanya bisa berjalan dengan baik apabila mampu mendesign struktur dan Infrastruktur. Oleh karena Itu, Infrastruktur melengkapi keseluruhan program SAKTI.

Program SAKTI diyakini terjadi atau berlangsung secara perlahan, kontinyu dan Pasti.

Sang Bupati Malaka, Simon Nahak dikenal sebagai sosok yang mampu mengkomunikasikan visi dan misi kepemimpinannya, memotivasi partisipasi orang-orang yang dipimpinnya, dan meyakinkan masyarakat Malaka bahwa apa yang direncanakan dan ditargetkan bagi daerah dan masyarakat Malaka merupakan hal yang baik, benar, luar bìasa, dan bercorak masa depan menuju Malaka Baru.

Bahkan secara filosofis, Dr. Simon Nahak telah mengedepankan etika berpolitik ala Thomas Hobbes, tangguh seperti Machiavelli, humanis seperti Erich Fromm, Dialektis menghadapi semua perbedaan seperti Hegel, dan berjuang tak kenal lelah dan tanpa pamri demi mensejahterakan rakyat dan daerahnya seperti Soekarno.

Akhirnya, terlepas dari sekian banyak kerapuhan manusiawi yang ada pada diri kita terkhusus dalam diri Bapak Simon Nahak padanya tetap terpatri sebuah lilin harapan yang terus menyala dan juga tumpuan seluruh masyarakat Malaka yang merindukan tumbuhnya simbiosis antara kebenaran dan keadilan.

la masih menjadi harapan bagi dieliminasinya fatamorgana hukum dan ilusi kebenaran dalam berbagai element birokrasi.

la masih menjadi simbol harapan bagi lahirnya demokrasi baru yang bebas dari anarki dan virus primordialisme, serta masih tetap menjadi sosok manusia yang cerdas menanggapi segala tuntutan rasional masyarakat untuk mengatasi persoalan krusial dalam bidang pertanian, perikanan dan kelautan, Peternakan, serta Pariwisata.

la tidak pernah menjadi figur yang tinggal pada puncak kekuasaan, melainkan selalu menjadi tokoh yang mengedepankan citra real diri virtual. la adalah seorang pejuang yang terus bekerja bagi kemakmuran daerah Malaka tanpa memikirkan pamor, upah dan pamrih pribadi.

Baginya semua amukan badai berupa cemooh, kritikan yang diarahkan padanya bukanlah menjadi batu sandungan. Tapi justru cambuk yang terus memacu dirinya untuk membangun dan terus membangun Malaka.

IMG 20240114 WA0010 e1706768654311
Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, S.H., M.H.

la pada akhirnya menjadi sang Nahkoda Tangguh Di Tengah Amukan Badai untuk selalu menghantar Malaka menuju ke Laut impian. Sekalipun kita tidak lagi berada pada tasik yang tenang, tak pernah ada keraguan kalau kita mempunyai nahkoda yang Tangguh dalam mengarungi samudera pembangunan di masa sekarang dan akan datang.

Kami telah meninggalkan engkau Tasik yang tenang tiada beriak Diteduhi gunung yang rindang, hamparan padi dan fore lakateu yang menguning, Dari angin dan topan Sebab sekali kami terbangun Dari mimpi yang niKmat (“Bagiku Hidup adalah Perjuangan”, Sutan Takdir Alisyahbana)

Penulis: Yoseph Paun S. B. (Sekretaris SMSI NTT / Ceo PT Fakta Media Nusatama/ Faktahukumntt.com

 

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.