Selain itu, sambungnya, karya-karya tulis tersebut bisa dipublikasikan dan dibagikan kepada banyak orang.
“Para guru bisa belajar dan melatih diri untuk menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk karya tulis, khususnya terkait pengalaman pembelajarannya dan isu-isu lainnya,” ucapnya.
Pdt. Yulius menuturkan, Ketua Sinode GMIT, Pdt. Samuel Benyamin Pandie, sangat mendukung kegiatan tersebut sebagai bentuk pelayanan dan penguatan kualitas pendidikan.
“Ketua Sinode juga sangat mendukung kegiatan ini. Bahkan, ia yang menjadi inisiator kegiatan ini sebagai bagian dari gerakan ‘Gereja Menulis’,” tukasnya.
Menerbitkan Dua Buku Karya Guru
Pdt. Yulius mengungkapkan, hasil dari kegiatan “Workshop Literasi dan Pelatihan Penulisan Esai bagi Guru Sekolah-sekolah GMIT” tersebut akan bermuara pada penerbitan dua buku karya guru. Hal ini, ujarnya, merupakan dukungan bagi proses publikasi karya-karya guru.
“Nanti, hasil dari workshop ini akan bermuara pada penerbitan buku,” ujarnya.
Selain itu, hasil dari kegiatan tersebut tidak hanya berhenti pada pendampingan menulis, tetapi terus berlanjut pada program-program penguatan literasi lainnya, seperti pemberdayaan Bulan Pendidikan GMIT dan Hari Pendidikan Nasional, serta pendampingan menulis bagi para peserta didik.
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.