Selain itu, imbal hasil US Treasury juga melandai ke level 4,57%, turun dari posisi sebelumnya yang hampir mencapai 5%. Hal ini turut memperkuat daya tarik emas, karena imbal hasil US Treasury yang lebih rendah menjadikan emas, yang tidak menawarkan imbal hasil, semakin menarik bagi investor.
Ketidakpastian pasar dan ekspektasi bahwa kebijakan moneter Federal Reserve AS akan tetap ketat dalam jangka waktu lebih lama, juga meningkatkan permintaan akan aset aman seperti emas.
“Emas cenderung menguntungkan saat ada ketidakpastian besar atau moderat di pasar. Ketika ada ketegangan ekonomi atau geopolitik, investor lebih cenderung beralih ke emas sebagai tempat berlindung,” kata Ryan McIntyre, manajer portofolio senior di Sprott Asset Management, dalam wawancara dengan Reuters.
Beberapa faktor lain yang turut mendorong lonjakan harga emas adalah kekhawatiran atas kebijakan tarif yang diusulkan oleh pemerintah AS, yang dapat memicu inflasi lebih lanjut. Pernyataan terbaru dari mantan Presiden Donald Trump yang membahas penerapan tarif 10% untuk barang-barang impor China pada 1 Februari mendatang menambah ketidakpastian di pasar.
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.