“Waktu terpilih dengan suara terbanyak dan dipastikan meraih satu kursi, mama (Ratu) menangis. Mama janji akan terus berjuang untuk Sumba,” kata Andreas B Dadi, tokoh muda Sumba Barat Daya lewat sambungan telepon pada Selasa (19/3/2024) pagi.
Keputusan yang diambil Ratu Wulla Menghanguskan harapan rakyat yang dipercayakan pada pundak Ratu Wulla, dalam hal ini orang-orang Sumba yang merupakan basis utama pendukungnya. Tak ada salahnya kita mencurigai maksud lain di balik situasi ini.
Patut dipertanyakan bahwa substansi penugasan macam mana yang dimaksud? Seandainya secara elektoral, bukan Viktor Laiskodat, Tetapi Jacki Uly yang menempati posisi kedua, apakah penugasan yang sama masih tetap diberikan kepada Ratu Wulla? Bagaimana nasib masyarakat yang telah mempercayakan harapannya pada Ratu Wulla? Jangan-jangan ada alasan lain yang sekali-kali dapat berubah, tergantung keputusan elite partai?
Pertanyaan tersebut melahirkan dua kesan, yang Pertama, suara dan wajah masyarakat yang diwakili dalam persona politik Ratu Wulla adalah suara dan wajah korban kekerasan elite partai, yaitu kekerasan yang sifatnya laten, tapi tidak disadari, juga tidak dirasakan, Yang Kedua, masyarakat mungkin tengah diperhadapkan dengan skema persona politik Ratu Wulla.