FK – Penjabat (Pj.) Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Dr. Andriko Noto Susanto, S.P., M.P., menyatakan bahwa Bandara Internasional Labuan Bajo merupakan gerbang emas bagi pengembangan pariwisata di NTT. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah webinar bertajuk “Bandara Internasional Labuan Bajo: Pintu Masuk Pembangunan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT”, yang diselenggarakan oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) secara virtual, pada Rabu, 25 September 2024.
Menurut Pj. Gubernur Andriko, Labuan Bajo memiliki potensi strategis sebagai pintu masuk wisatawan mancanegara, khususnya dengan status Bandara Komodo yang kini telah beroperasi sebagai bandara internasional. Status ini memungkinkan peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke NTT, terutama ke destinasi super prioritas seperti Labuan Bajo yang dikenal dengan keindahan alam dan wisata baharinya.
“Labuan Bajo adalah gerbang emas bagi NTT untuk menjadi destinasi pariwisata kelas dunia. Pengembangan Bandara Komodo menjadi bandara internasional akan mendukung upaya NTT dalam menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun internasional,” ungkapnya.
Labuan Bajo sebagai Destinasi Super Prioritas
Labuan Bajo telah ditetapkan sebagai salah satu dari lima destinasi super prioritas oleh pemerintah pusat. Destinasi ini menjadi fokus utama pengembangan pariwisata dengan harapan mampu menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya. Dengan latar belakang keindahan Taman Nasional Komodo dan kekayaan alam bawah lautnya, Labuan Bajo menawarkan pengalaman unik bagi para pelancong dari berbagai belahan dunia.
“Labuan Bajo memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi destinasi kelas dunia. Mulai dari keindahan alam yang luar biasa hingga kekayaan budaya dan tradisi lokal. Dengan keberadaan Bandara Internasional Komodo, kami berharap ini menjadi pintu utama yang memperkenalkan keindahan NTT ke dunia,” jelas Pj. Gubernur Andriko.
Selain itu, ia menekankan pentingnya sinergi antara NTT, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam mengembangkan kawasan pariwisata terpadu di Indonesia Timur. “Kerja sama multi-pihak, termasuk dalam penambahan rute penerbangan domestik dan internasional, akan semakin memperkuat posisi NTT sebagai destinasi unggulan,” ujarnya.
Aksesibilitas dan Fasilitas yang Ditingkatkan
Untuk mendukung peningkatan jumlah wisatawan, Pj. Gubernur Andriko menyoroti empat faktor utama yang harus diperhatikan, yaitu aksesibilitas, fasilitas, kenyamanan, dan visualisasi destinasi. Peningkatan aksesibilitas, khususnya penerbangan internasional dan transportasi darat maupun laut, menjadi prioritas utama dalam menunjang pertumbuhan pariwisata NTT.
“Peningkatan aksesibilitas dan fasilitas publik, termasuk fasilitas ramah difabel serta tempat ibadah, sangat penting. Wisatawan harus merasa aman dan nyaman ketika berkunjung ke NTT. Selain itu, visualisasi keindahan alam dan budaya NTT melalui promosi icon lokal juga harus terus ditingkatkan,” tegasnya.
Bandara Internasional Labuan Bajo sendiri telah mengalami berbagai peningkatan fasilitas, mulai dari landasan pacu yang diperpanjang hingga 2.650 meter, sistem keamanan berteknologi tinggi, hingga pengelolaan profesional oleh PT Cardig Aero Servis (CAS) dan Changi Airports Mena Pte Ltd asal Singapura. Bandara ini kini melayani hingga 28 penerbangan per hari dengan total penumpang mencapai 4 juta wisatawan per tahun.
Dukungan Pemerintah Pusat dan Pemanfaatan Potensi Lokal
Pj. Gubernur Andriko juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI yang telah memberikan dukungan penuh dalam upaya pengembangan pariwisata di NTT. Menurutnya, potensi pariwisata di NTT tidak hanya terbatas pada Labuan Bajo, namun juga tersebar di berbagai kabupaten dan kota lainnya.
“Selain Labuan Bajo, banyak daerah di NTT yang memiliki potensi wisata luar biasa. Kami harus memanfaatkan peluang ini dengan meningkatkan aksesibilitas, fasilitas, dan layanan untuk mendukung pertumbuhan pariwisata di seluruh wilayah NTT,” jelasnya.
Dalam jangka panjang, Pj. Gubernur berharap pariwisata dapat menjadi lokomotif pembangunan di NTT. Sektor pariwisata diyakini mampu menggerakkan perekonomian daerah, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pariwisata memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak utama perekonomian NTT. Dengan pengelolaan yang tepat dan dukungan dari semua pihak, saya yakin NTT bisa menjadi destinasi wisata yang dikenal dunia,” tutupnya.
Pj. Gubernur NTT, Dr. Andriko Noto Susanto, menekankan bahwa Bandara Internasional Labuan Bajo merupakan gerbang emas bagi pengembangan pariwisata di NTT. Dengan status bandara internasional, aksesibilitas yang semakin meningkat, serta kerja sama multi pihak, diharapkan NTT dapat menarik lebih banyak wisatawan global dan menjadi destinasi unggulan di Indonesia Timur.
Upaya peningkatan fasilitas, kenyamanan, dan promosi destinasi lokal juga akan semakin memperkuat posisi NTT sebagai pusat pariwisata kelas dunia.
Sumber: HmsNTT/FT/AR
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.