Penulis: Koka Masan, S.Fil.

FK, Pesta demokrasi 2024 telah berlalu, meninggalkan jejak euforia, debat sengit, dan bahkan friksi di antara masyarakat. Namun, setelah pemilu usai, apa yang tersisa? Kemenangan satu pihak dan kekalahan pihak lain hanyalah bagian dari siklus demokrasi. Saat ini, yang lebih penting adalah menyatukan energi yang sempat terpecah untuk tujuan yang lebih besar: membangun daerah kita.

Sebagai Ketua Literasi SMSI Kabupaten TTU

Saya ingin mengingatkan bahwa demokrasi sejati bukan sekadar memilih pemimpin, tetapi juga kemampuan kita untuk kembali bersatu pasca perbedaan. Di tengah semarak bendera dan slogan kampanye yang menghiasi jalanan, kita sering lupa bahwa politik hanyalah alat, bukan tujuan. Tujuan utamanya adalah menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan.

Namun, realita menunjukkan tantangan besar. Usai pemilu, kita kerap terjebak dalam residu politik—polarisasi, kebencian, bahkan sikap saling menolak. Padahal, pembangunan tidak mengenal warna politik. Jalan raya yang baik, sistem pendidikan yang unggul, dan pelayanan kesehatan yang memadai adalah kebutuhan semua warga, terlepas dari siapa yang mereka dukung. Jika kita terus membiarkan ego politik memimpin langkah kita, maka kemajuan daerah hanya akan menjadi mimpi semu.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.