Mantan juara dunia dan analis tinju Chris Algieri, yang pernah bertarung melawan Pacquiao, bahkan menyebut rekor ini sebagai “relik sejarah” yang sangat kecil kemungkinan akan tersentuh oleh petinju lain. “Pacquiao bukan hanya petinju, dia fenomena global yang melawan logika olahraga,” ujar Algieri.
Kini, di usia 46 tahun, Pacquiao dikabarkan akan kembali naik ring menghadapi Mario Barrios. Sebuah keputusan berani yang menimbulkan perdebatan, namun tidak mengurangi kemilau rekor yang telah ia ukir selama dua dekade lebih di ring tinju.
Tidak sedikit pengamat yang berpendapat bahwa rekor 8 gelar dunia ini akan bertahan selamanya, karena untuk meraihnya dibutuhkan kombinasi keahlian, daya tahan fisik, kekuatan promosi, dan era kompetisi yang tak lagi sama.
“Pacquiao membuka jalan, tapi belum tentu ada yang bisa menapakinya kembali,” kata Paulie Malignaggi, mantan juara dunia kelas welter.
Rekor ini bukan hanya soal angka dan sabuk, tetapi tentang warisan abadi seorang petinju dari General Santos City yang mengubah wajah tinju dunia, selamanya.
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.