Lebih dari itu, Gubernur Melki menyoroti persoalan serius yang tengah melanda NTT: tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ia mengungkapkan bahwa lebih dari 70% penghuni lembaga pemasyarakatan di NTT merupakan pelaku kekerasan dalam rumah tangga.

“Ini adalah alarm kemanusiaan. Kita tidak bisa membiarkan ini terus terjadi. Karena itu, kami berkomitmen membangun kerja sama lintas sektor – dengan TNI/Polri, gereja, organisasi sosial – untuk memutus rantai kekerasan,” tegasnya.

Sementara itu, Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, yang turut hadir, menyampaikan bahwa gereja tidak hanya hadir dalam doa dan sakramen, tapi juga sebagai pelayan kasih. “Kita hadir untuk membawa harapan. Pelayanan sosial adalah wajah nyata dari cinta kasih Kristus,” ungkapnya.

St. Camillus Social Center menjadi simbol kolaborasi antara Gereja Katolik dan Pemerintah Provinsi NTT dalam mewujudkan masyarakat yang sehat, damai, dan penuh harapan. Fasilitas ini tidak hanya akan menangani layanan medis, namun juga menyediakan ruang pemulihan trauma, konseling psikologis, dan rehabilitasi bagi korban kekerasan.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.