IDI NTT saat ini tengah berkoordinasi dengan IDI Cabang Sikka untuk menggali lebih dalam apakah terjadi pelanggaran kode etik atau kelalaian sistemik. Selain itu, IDI juga menggandeng Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) guna membantu penyediaan dokter anestesi serta melakukan mediasi dengan pihak manajemen rumah sakit.

“Kami ingin memastikan dokter bisa bekerja dengan nyaman di rumah sakit. Isu ini bukan hanya tentang jasa dan insentif, tetapi sistem pelayanan secara keseluruhan,” tegas Stef.

Gubernur Turun Tangan, Dua Dokter Anestesi Kembali Bertugas

Menyikapi polemik ini, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena langsung turun tangan dengan menggelar pertemuan khusus di rumah jabatan Bupati Sikka. Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa dua dokter anestesi—dr Remidason Riba dan dr Yosefin Erfleniati Jati—akan kembali menjalankan tugas di RSUD TC Hillers. Ini menjadi angin segar setelah beberapa hari rumah sakit lumpuh dalam layanan anestesi.

“Kami barusan selesai pertemuan dan disepakati kedua dokter tersebut akan kembali bertugas. Ini bukti bahwa musyawarah bisa menyelesaikan masalah,” kata Gubernur Laka Lena.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.