Kita tidak selalu memegang palu hakim atau kursi kekuasaan. Tapi setiap kali kita memilih diam terhadap ketidakadilan, kita sedang “mencuci tangan” seperti Pilatus.

Setiap kali kita mengorbankan nilai demi keuntungan pribadi, kita sedang menjual Yesus seperti Yudas.

Dari Salib, Harapan Tetap Menyala

Yesus Kristus, yang diadili secara tidak adil, tetap menjadi simbol harapan dan kebangkitan. Kisah ini memanggil kita, terutama di NTT yang dikenal sebagai wilayah beriman, untuk:

  • Menolak menjadi Yudas zaman ini.
  • Tidak mencuci tangan seperti Pilatus.
  • Berani berdiri membela kebenaran meski harus menanggung salib.

NTT dan Indonesia tidak kekurangan orang baik — hanya kadang mereka terlalu diam. Sudah saatnya keadilan tidak lagi disalibkan. Dari luka pengadilan Yesus, marilah kita bangun sistem yang menjunjung nilai Kristus: adil, jujur, dan berpihak pada yang lemah.

 

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.