Dengan luas Nusa Tenggara Timur yang mencapai 47.931,54 Km² maka seharusnya Gubernur sebagai kepala wilayah jangan jadikan Kota sebagai tolak ukur untuk membuat suatu kebijakan, karena setiap kebijakan pasti harus ada manfaat bagi yang menjalankannya. apa ada faedahnya dari kebijakan tersebut? Yang kedua, dengan adanya kebijakan ini banyak orang tua yang mempertimbangkan kembli untuk menyekolahkan anak-anak di sekolah plat merah, maka tentunya Sekolah swasta adalah pilihannya. Swasta bisa saja dan sah saja menaikan biaya pendididkan karena banyak peminatnya, orang tua harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk biaya sekolah anak. Belum lagi dalam satu rumah ada satu anak, dua anak bahkan ada yang lebih, maka apakah mereka mampu? Atau mampukah merekah? Tentu jawabannya adalah “Belum tentu”.

Mengapa jawabannya demikian karena dengan adanya komplesitas masalah yang menerpa masyarakat dianataranya harga bahan pangan melonjak naik, harga BBM naik, banyak perusahaan memPHK karyawan karena berdampak covide 19. Ini artinya sangat sulit untuk mencari uang, maka penulis berpikir pasti akan terciptalah PEMISKINAN TERSISTEMATIS.
Jika kita diperhadapkan dengan pilihan Sekolah dan perut kosong? Maka apakah sekolah akan menjadi pilihannya? Tentu saja orang akan memilih kehidupan karena nadinya hidup tentunya harus mengenyangkan raganya. Maka penulis meyakini bahwa saat ini pemerintah sedang menciptakan PEMBODOHAN TERSISTEMATIS.