FK – CEO PRISMA, Prajwal Shahi, mengungkapkan bahwa kerja sama selama 10 tahun antara Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan PRISMA telah membawa hasil positif bagi peternak babi di wilayah NTT.
Dalam periode tersebut, lebih dari 153.000 rumah tangga peternak babi mengalami peningkatan pendapatan lebih dari empat kali lipat.
Prajwal Shahi menyatakan bahwa penggunaan pakan konsentrat telah terbukti meningkatkan keuntungan para peternak.
“Ketika peternak menggunakan pakan konsentrat, meskipun membutuhkan biaya awal yang lebih tinggi, namun mampu menghasilkan keuntungan yang lebih besar karena ternak babi tumbuh lebih cepat sehingga dapat dijual lebih cepat,” kata Shahi.
Kerja sama ini difokuskan pada peningkatan kualitas pakan dan pengembangan pasar babi di NTT. Mitra PRISMA, yang merupakan perusahaan penyedia pakan ternak dan industri peternakan babi, memainkan peran penting dalam memberikan dukungan kepada peternak.
Menjelang berakhirnya program PRISMA pada tahun 2024, fokus utama akan dialihkan pada pengumpulan pengetahuan dan pengalaman dari berbagai pemangku kepentingan di sektor peternakan babi.
Untuk menandai kolaborasi ini, dilakukan seremoni serah terima materi edukasi yang bertujuan mendorong partisipasi aktif dari peternak rumahan, peternakan industri, serta pemerintah daerah yang terlibat dalam rantai pasar.
Materi edukasi ini tersedia secara gratis dan dapat diakses melalui tautan bit.ly/MateriDigitalASFdanIB. Edukasi ini mencakup kampanye daring mengenai pencegahan wabah Flu Babi Afrika (ASF) untuk meningkatkan pengetahuan peternak tentang wabah tersebut dan langkah-langkah biosekuriti yang penting untuk mencegah penyebaran ASF di masa depan.
“Kampanye ini telah menjangkau 650.000 orang untuk meningkatkan kesadaran akan dampak ASF,” tambah Shahi.
Shahi berharap edukasi dan kampanye yang dilakukan khususnya mengenai cara-cara penanganannya dapat membantu sektor peternakan babi di NTT pulih dan berkembang lebih baik lagi ke depan.
Saya berharap semua praktek-praktek baik yang sudah dilakukan oleh PRISMA ini, bisa disebarluaskan di kalangan peternak dan juga oleh dinas-dinas supaya supaya babi semakin meningkat populasinya dan daya tahan terhadap virus semakin tinggi.
Kolaborasi antara PRISMA dan Pemprov NTT telah menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, peternak babi dapat meningkatkan pendapatan dan mengembangkan usaha mereka secara berkelanjutan.
“Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia dalam mengembangkan sektor peternakan mereka”, pungkas Shahi.
Sementara itu, Linus Lusi, Staf Ahli Bidang Perekonomian Provinsi NTT, mengatakan sektor peternakan babi memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Timur (NTT). Peternakan babi menyumbang 30% bagi pertumbuhan ekonomi NTT secara nasional.
Lebih lanjut Linus Lusi menyebutkan pada triwulan pertama, pertumbuhan ekonomi NTT tercatat sebesar 3,61%. Karena itu, ia berharap sinergi yang terjalin dari lokakarya hari ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi pembangunan daerah.
“Dengan kontribusi besar dari sektor peternakan babi, NTT diharapkan dapat terus meningkatkan kinerja ekonominya, mencapai target pembangunan, dan memberikan kesejahteraan yang lebih baik bagi masyarakatnya”, tutup Linus Lusi.