FaktahukumNTT.com – Nama Manny Pacquiao telah terukir abadi dalam sejarah tinju dunia. Petinju asal Filipina ini bukan hanya sekadar legenda, tapi simbol keajaiban dalam dunia olahraga adu jotos. Hingga kini, Pacquiao masih menjadi satu-satunya manusia yang berhasil menjadi juara dunia di 8 divisi berbeda—rekor yang dianggap “gila” dan nyaris mustahil dipecahkan.

Karier profesional Pacquiao dimulai dari bawah. Pada usia 16 tahun, ia bertarung di kelas terbang (flyweight). Dari sana, kariernya melesat bak roket. Bertahun-tahun kemudian, ia menguasai berbagai kelas berat: mulai dari super bantam, featherweight, lightweight, hingga akhirnya menguasai kelas welter super (super welterweight).

Delapan kelas yang berhasil ditaklukkan Pacquiao:

1. Flyweight (50,8 kg)

2. Super Bantamweight (55,3 kg)

3. Featherweight (57,1 kg)

4. Super Featherweight (58,9 kg)

5. Lightweight (61,2 kg)

6. Light Welterweight (63,5 kg)

7. Welterweight (66,6 kg)

8. Super Welterweight (69,8 kg)

Prestasi ini tidak hanya mengangkat nama Pacquiao sebagai legenda, tapi juga membuatnya menjadi atlet Asia paling berpengaruh dalam dunia tinju profesional. Dengan rekor 62 kemenangan (39 KO) dari 72 pertarungan, Pacquiao telah menorehkan tinta emas yang belum bisa disaingi oleh generasi mana pun setelahnya.

Mantan juara dunia dan analis tinju Chris Algieri, yang pernah bertarung melawan Pacquiao, bahkan menyebut rekor ini sebagai “relik sejarah” yang sangat kecil kemungkinan akan tersentuh oleh petinju lain. “Pacquiao bukan hanya petinju, dia fenomena global yang melawan logika olahraga,” ujar Algieri.

Kini, di usia 46 tahun, Pacquiao dikabarkan akan kembali naik ring menghadapi Mario Barrios. Sebuah keputusan berani yang menimbulkan perdebatan, namun tidak mengurangi kemilau rekor yang telah ia ukir selama dua dekade lebih di ring tinju.

Tidak sedikit pengamat yang berpendapat bahwa rekor 8 gelar dunia ini akan bertahan selamanya, karena untuk meraihnya dibutuhkan kombinasi keahlian, daya tahan fisik, kekuatan promosi, dan era kompetisi yang tak lagi sama.

“Pacquiao membuka jalan, tapi belum tentu ada yang bisa menapakinya kembali,” kata Paulie Malignaggi, mantan juara dunia kelas welter.

Rekor ini bukan hanya soal angka dan sabuk, tetapi tentang warisan abadi seorang petinju dari General Santos City yang mengubah wajah tinju dunia, selamanya.