Kondisi ini semakin parah karena harga pakan yang tinggi dan minimnya bantuan dari pemerintah untuk para peternak kecil. Jika terus dibiarkan, populasi sapi betina di Kabupaten Kupang bisa mengalami krisis yang berdampak pada sektor peternakan dan perekonomian daerah.
Dampak Jangka Panjang: Krisis Populasi dan Anjloknya Produksi Ternak
Jika sapi betina produktif terus dijual tanpa kontrol, Kabupaten Kupang bisa mengalami penurunan populasi ternak yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Dampak buruk yang berpotensi terjadi antara lain:
1. Menurunnya Produksi Daging dan Susu – Dengan berkurangnya sapi betina, tingkat reproduksi sapi menurun, sehingga produksi daging dan susu ikut terdampak.
2. Mahalnya Harga Sapi di Masa Depan – Populasi yang semakin sedikit akan menyebabkan kenaikan harga sapi, yang berimbas pada industri peternakan dan konsumsi masyarakat.
3. Krisis Ekonomi di Kalangan Peternak – Jika populasi sapi terus berkurang, peternak akan kesulitan mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang.
Pemerintah Diminta Cari Solusi Nyata
Menanggapi situasi ini, Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma menyatakan bahwa pemerintah akan mengevaluasi kebijakan terkait larangan penjualan sapi betina produktif.
- dampak ekonomi peternakan
- ekonomi peternak NTT.
- harga sapi di NTT
- infrastruktur pasar
- Johni Asadoma
- kebijakan peternakan.
- kondisi pasar becek
- krisis ternak NTT
- Pasar Lili Kupang
- peternak jual sapi betina
- populasi sapi terancam
- Retribusi Pasar
- sapi betina produktif
- Sapi betina produktif Kupang
- Sidak Pasar
- solusi populasi sapi
- subsidi peternak
- Wakil Gubernur NTT
- Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma.
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.