POLISI HINA SENIMAN – Aiptu Hendra Gunawan, yang menghina seniman di atas panggung hajatan di Subang, meminta maaf atas perkataannya. Ia mengaku khilaf telah menyebut seniman murahan dan akan selalu sengsara hidupnya. (Tangkapan layar Instagram Polres Subang)
FaktahukumNTT.com, Subang, Jawa Barat – Jagat maya dihebohkan oleh sebuah video yang menunjukkan seorang anggota polisi tengah menghina profesi seniman di atas panggung hajatan. Video tersebut langsung viral dan menuai kecaman luas dari publik serta para pelaku seni. Sosok dalam video itu diketahui adalah Aiptu Hendra Gunawan, anggota Polsek Kalijati, Polres Subang.
Dalam video berdurasi singkat yang beredar di media sosial, Aiptu Hendra terdengar menyebut para seniman sebagai profesi murahan dan menyatakan bahwa mereka “tidak akan pernah kaya.” Pernyataan itu sontak memicu kemarahan dari banyak pihak, termasuk komunitas seni lokal dan warganet yang menilai ucapan tersebut tidak pantas diucapkan, terlebih oleh seorang aparat penegak hukum.
Menanggapi viralnya insiden tersebut, Polres Subang bertindak cepat. Kasi Humas Polres Subang, AKP Edi Juhedi, menjelaskan bahwa Aiptu Hendra telah diamankan dan menjalani proses pemeriksaan internal oleh Tim Propam Polres Subang. “Yang bersangkutan kini berada dalam status penempatan khusus (patsus) di ruang Propam,” ujarnya, Senin (21/4/2025).
AKP Edi juga memastikan bahwa Aiptu Hendra telah menjalani tes urine dan hasilnya menunjukkan negatif dari zat narkotika. Meski demikian, proses pemeriksaan terus berlanjut untuk memastikan apakah ada pelanggaran etika dan disiplin lainnya yang dilakukan oleh anggota tersebut.
Dalam konferensi pers yang digelar, Aiptu Hendra menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada para seniman dan masyarakat luas. “Saya menyesali ucapan saya yang menyinggung banyak pihak, terutama para seniman. Saya mohon maaf atas sikap saya yang tidak pantas,” ujarnya dengan nada menyesal.
Permintaan maaf tersebut diharapkan mampu meredakan ketegangan yang sempat muncul antara pihak kepolisian dan komunitas seniman. “Kami akan terus membangun sinergi dengan para seniman dan seluruh elemen masyarakat untuk menjaga suasana kondusif dan mendukung kemajuan budaya di Subang,” tambah AKP Edi.
Kasus ini menjadi pengingat penting bahwa setiap ucapan, terutama yang dilontarkan oleh pejabat publik atau aparat negara, dapat berdampak besar di ruang publik. Publik menantikan langkah tegas dan pembinaan yang lebih serius agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.