“Sampai dengan saat ini, belum ada respon dari pemerintah sehingga masyarakat swadaya membuat gelagar darurat agar bisa dilalui khusus kendaraan roda.

Sementara untuk kendaraan roda 4 belum bisa karena diameter kayu yang digunakan berukuran kecil.

Warga terpaksa membuat gelagar darurat mengunakan kayu sepanjang 15 meter dan lebar 3 meter.

Sejak putusnya orpit jembatan ini warga kesulitan dapatkan pasokan sembako dan BBM karena sumber satu – satu dari kota Kupang melewati jalur darat,” ungkapnya.

Mewakili Pemerintah Desa dan masyarakat ia berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk membenahi oprit jembatan tersebut.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.