OELMASI, FaktahukumNTT.com – 6 Maret 2023

Pernyataan Bupati Kupang Korintus Masneno ini disampaikan pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Advokasi KIE Percepatan Penurunan Stunting oleh Mitra Kerja di Provinsi NTT, yang dilaksanakan di gedung ibadah Imanuel Oekeka, desa Sillu pada Minggu, 05 Maret 2023.

Desa Silu, kata Bupati Kupang merupakan salah satu desa yang memiliki jumlah bayi balita stunting yang cukup tinggi di kab. Kupang.

Lebih lanjut, Korinus menjelaskan dari 567 anak, terdapat 125 anak yang terkena stunting. Namun, dalam perjalanannya, mengalami penurunan yang signifikan dari 24 % menjadi 19%.

“Sebagai kepala daerah tentunya, kami berharap bisa menurun lebih baik lagi. Karena target kami dalam RPJMD pada tahun 2024 berkisar 9,3 %. Dengan melihat kondisi ini, kita tetapkan desa Silu sebagai desa lokus dengan terbentuknya gerakan orang tua asuh peduli stunting “, ujar Bupati Korinus Masneno.

“Sebagai kepala daerah tentunya, kami berharap bisa menurun lebih baik lagi. Karena target kami dalam RPJMD pada tahun 2024 berkisar 9,3 %. Dengan melihat kondisi ini, kita tetapkan desa Silu sebagai desa lokus dengan terbentuknya gerakan orang tua asuh peduli stunting “, ujar Bupati Korinus Masneno

Dirinya mengatakan khusus di kab. Kupang, pemerintah telah menerapkan sebuah kebijakan gerakan orangtua asuh bagi anak stunting yang terdiri dari semua aparat pemerintah, perbankan maupun TNI/Polri.

“Terimakasih kepada Pemprov NTT yang telah bersedia menetapkan 12 anak stunting agar mendapatkan pendampingan khusus dari orang tua asuh. Dan menetapkan desa Silu sebagai desa lokus.”

Masneno menerangkan bahwa kehadiran orangtua asuh tidak menggeser peran dari para orangtua kandung. Karena itu, Masneno meminta kepada semua orangtua asuh, agar hadir sebagai keluarga bukan sebagai pahlawan.

“Saya tegaskan berulang-ulang, siapapun boleh datang ke negeri ini untuk menyelesaikan masalah bukan datang untuk menambah persoalan. Dari 27 Puskesmas yang ada di kab. Kupang, kiranya target 9,3 % dari kami sebagai Bupati dan Wakil Bupati bisa tercapai.

Lebih lanjut, Plt. Sekda Provinsi NTT Johanna E. Lisapaly, menyatakan bahwa dirinya memberikan apresiasi kepada BKKBN NTT karena untuk pertama kalinya kegiatan-Kegiatan RAKERDA tidak lagi dilaksankan di hotel tapi langsung dilaksanakan di lokasi Kampung Keluarga Berkualitas sebagai bagian dari komitmen Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur bahwa kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penanganan persoalan sosial dasar kemasyarakatan, termasuk stunting harus benar-benar dilaksanakan di tengah masyarakat.

Hasil RAKERDA ini kata Lisapaly akan sangat strategis untuk disinergikan dengan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi NTT Tahun 2018-2023 khususnya melalui Misi ke-4 yaitu meningkatkan kualitas SDM.

Lisapaly juga membeberkan bahwa saat ini Pemprov NTT tengah dihadapkan dengan 2 (dua) isu penting yang menjadi pekerjaan besar bagi kita semua yaitu upaya penurunan kemiskinan ekstrem dan penanggulangan stunting.

Salah satu program pembangunan yang pro rakyat di provinsi NTT adalah penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga (diantaranya yang sekarang dikerjakan oleh BKKBN).

“Saya memberikan apresiasi kepada jajaran BKKBN Provinsi sampai di lini lapangan yang sudah mampu mengendalikan total kelahiran di NTT sehingga saat ini sudah berada pada angka TFR sama dengan 2,79 anak per wanita usia subur (BPS, Hasil Long Form SP 2020), angka ini mengalami penurunan dari sebelumnya yaitu pada angka 3,4 anak per wanita usia subur”, jelasnya.

Dia juga menjelaskan, dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi NTT, kita berhasil menurunkan sekitar 4,4 % per tahun yaitu sejak tahun 2018 sebesar 30,1 % menjadi 24,0 persen (2019), terus menurun menjadi 20,9 % (2021) dan kini menjadi 17,7 % (Agustus 2022). Ini semua bisa terjadi karena kerja keras semua pihak, baik instansi pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, NGO dan stakeholders lainnya.

Lisapaly mengingatkan Jangan berpuas hati, sesuai target indikator kinerja utama Pemerintah Provinsi NTT bahwa pada tahun 2023 ini kita harus mampu mencapai angka 12-10 %.

“Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini saya menghimbau seluruh jajaran pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota, para tokoh agama, tokoh masyarakat dan stakeholders lainnya untuk memperkuat kerja secara konvergen”, ujarnya

Konvergensi suatu kata yang mudah diucapkan namun tidak mudah diimplementasikan, karena itu dirinya menegaskan kepada semua pihak, terutama kepada jajaran BKKBN baik provinsi maupun kabupaten/kota yang berperan sebagai sekertaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk melakukan langkah-langkah koordinasi yang dinamis dengan semua sektor, baik yang berperan dalam intervensi spesifik maupun sensitif.

“Mari bekerja sama scr sinergi agar memastikan program bangga kencana dpt terlaksana dg baik agar bermanfaat bagi masyarakat”, tutup Johanna Lisapaly.

Disambung, Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN Dwi Listywardani, dirinya merasa bersyukur karena program KB dan stunting mendapat dukungan keras dari jajaran TNI/Polri serta Pemda Kab/Kota.

“Kewajiban kita melakukan pengukuran tiap bulan di posyandu menggunakan alat antropometri agar setiap balita tidak terlewatkan dalam pengukuran demi mendeteksi balita tersebut memiliki gangguan pertumbuhan atau tidak agar bisa langsung ditanggulangi. Dan semoga gerakan orangtua asuh bagi anak stunting ini bisa menjadi contoh di Propinsi lainnya.”

Tidak hanya itu, Danrem 161 Wirasakti Brigjen TNI Febriel Buyung Sikumbang,
mengatakan, menjadi orangtua asuh anak stunting merupakan bagian dari tugas angkatan darat yang bersifat komando.

“Ini merupakan suatu tanggung jawab membantu masyarakat yang membutuhkan. Menjadi orangtua asuh hanyalah simbolis saja karena tugasnya sudah saya jalankan. Hanya saran saya, yang diangkat menjadi orang tua asuh harus dicek apa saja yang sudah dilakukan agar bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Apalagi menjadi orangtua asuh di desa yang terpencil. Bukan hanya sekedar memberi bantuan, namun harus memastikan apakah bantuan tersebut sampai pada orang yang tepat.”

Dirinya berharap agar adanya kerjasama dan kolaborasi berbagai pihak agar apa yang dicanangkan hari ini bisa menurunkan angka stunting dan anak-anak NTT bisa berprestasi dan maju dimasa yang akan datang.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan, pengukuhan orang tua peduli stunting dan bantuan untuk 12 anak stunting serta kampanye dan arahan Percepatan Penurunan Stunting oleh Gubernur NTT sebagai Ketua Pengarah TPPS Provinsi NTT, dari berbagai Sektor (BKKBN, Kadis Kesehatan, Kadis Peternakan Provinsi NTT, Pemkab Kupang)

Turut hadir, Wabup Kupang Jerry Manafe, Plt. Sekda Kab. Kupang Novita Foenay, Asisten I Sekda Kab. Kupang Rima Kasih Sayang Salean, para pimpinan OPD lingkup Pemprov dan Pemkab Kupang, tokoh adat, tokoh agama, orangtua dan anak stunting.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.