Hal ini merupakan contoh nyata bagaimana masyarakat dapat memanfaatkan potensi kearifan lokal untuk meningkatkan ketersediaan pangan yang beragam dan sekaligus mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam yang semakin terbatas.

Selain itu, kata Simon Nahak, pengembangan varietas tanaman lokal yang tahan terhadap perubahan iklim juga menjadi fokus. Varietas tanaman seperti padi tahan kekeringan dan jagung tahan banjir telah berhasil diperkenalkan, membantu petani mengatasi tantangan iklim yang semakin sering terjadi.

Kemitraan antara pemerintah, petani, produsen pangan, dan akademisi juga menjadi kunci kesuksesan dalam diversifikasi pangan berbasis kearifan lokal. Melalui penelitian, pengembangan produk, dan pelatihan, upaya ini semakin mendapatkan momentum.

“Diversifikasi pangan berbasis kearifan lokal bukan hanya tentang keberlanjutan pangan, tetapi juga tentang menjaga dan memelihara budaya dan tradisi lokal”, tegas Simon Nahak.

Simon Nahak mengakui bahwa masyarakat Malaka memiliki warisan budaya yang kaya dalam hal makanan, karena itu dengan menerapkan prinsip ini, kita dapat merayakan keanekaragaman pangan dan menghadapi masa depan yang lebih cerah dari segi ketahanan pangan.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.