FK, – Joko Widodo (Jokowi), mantan Presiden Republik Indonesia ini sedang menghadapi salah satu tantangan terbesar dalam karier politiknya. Organized Crime and Corrupt Reporting Project (OCCRP) baru-baru ini merilis daftar kandidat presiden terkorup dan pelaku kejahatan terorganisir, di mana nama Jokowi tercantum sebagai finalis. Tuduhan ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, namun mengejutkan, tidak ada dukungan dari Prabowo Subianto dan pimpinan partai politik besar?.

Jokowi, yang dikenal sebagai presiden ke-7 Indonesia, mengekspresikan kekecewaannya atas sikap diam Prabowo dan para petinggi partai politik yang selama ini menjadi pendukung setianya. Dalam suasana politik yang semakin memanas, hanya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, yang secara terbuka memberikan dukungan. Namun, dengan tidak adanya kursi di DPR RI, pengaruh PSI dianggap minim.

Dukungan Parpol Memudar

Saat Jokowi masih menjabat sebagai presiden, pimpinan partai politik besar berlomba-lomba menunjukkan kesetiaan. Namun, situasi kini berubah drastis. Ketika isu OCCRP muncul, para pimpinan partai besar lebih memilih untuk bersikap pasif. Ketidakadaan komentar dari Prabowo Subianto, yang kini menjadi presiden, semakin memperkuat dugaan bahwa para elit politik mulai menjauh dari Jokowi.