“Jadi kalau kita tidak ikuti aturan dan tidak jaga dengan baik, maka 10 tahun ke depan bisa jadi sapi kita tinggal 20%. Akibatnya kebutuhan daging nasional akan dipenuhi dari impor, itu yang tidak kita harapkan. Pak Presiden Prabowo sudah menyatakan bahwa kita harus swasembada pangan. Dimana pangan itu bersumber dari sumber karbohidrat, sumber protein, sumber vitamin dan mineral. Semuanya itu harus kita penuhi dengan baik,” tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, Pj. Gubernur NTT juga menyampaikan bahwa RPH Bimoku tidak memotong sapi yang telah mati. Ia menegaskan bahwa sapi-sapi yang dipotong adalah sapi-sapi yang sehat yang telah diperiksa secara baik oleh Dokter Hewan.

“Kemudian yang berikutnya yang ingin saya sampaikan bahwa di RPH ini juga tidak memotong sapi yang sudah mati. Jadi sapi yang masuk ke sini sudah sesuai dengan standar yang boleh di potong. Bahwa kemarin sempat ada kejadian sapi yang mati sebelum dipotong, namun oleh petugas dan sesuai dengan SOP, sapi tersebut sudah dikeluarkan dari RPH ini untuk segera dikubur dan jelas tidak dipotong untuk diperjual belikan. Ini juga sekaligus bahan edukasi kepada masyarakat agar tidak ragu lagi untuk mengkonsumsi daging yang keluar dari RPH ini,” terang Andriko.