Ketika pemerintah menekan harga pasar di angka Rp. 11.000, tentu secara otomatis petani menjual beras ke pengusaha penggilingan padi di angka Rp. 8.000 – Rp. 8.500.

Idealnya harga beras petani mesti di angka Rp. 10.000 – Rp.12.000 karena biaya produksi yang sangat mahal.

Selain itu Logam membeberkan, bahwa pasar murah yang digelar Pemda Mabar bersama Bulog tidak memberikan dampak positif bagi petani, mengingat beras yang dijual Bulog merupakan beras dari NTB & Sulawesi.

Ini adalah bentuk kebodohan pemerintah, berapa persen pajak yang diserap dari aktivitas impor beras ini? Inikan tidak jelas.

Selain itu, Logam menekankan biaya produksi yang sangat mahal karena dinas pertanian dalam hal ini PPL tidak mampu kendalikan harga pupuk yang melampau Harga Subsidi. Biadap semua yang ada di Dinas Pertanian ini, kalian jilat keringat masyarakat (Petani) namun tidak ada perhatian yang serius kepada mereka.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.