FaktahukumNTT.com, MAGELANG – Kesunyian menyelimuti ruang guru SDIT As Syafi’iyah di kawasan Mendut, Magelang. Meja-meja kerja yang biasanya dipenuhi suara tawa dan obrolan kini hanya ditemani tumpukan buku, botol minum, dan tas-tas yang tak sempat dibawa pulang. Sepuluh guru yang biasanya menghuni ruangan itu, kini telah tiada.
Kematian mereka datang sekejap. Rabu, 7 Mei 2025, pukul 11.00 WIB, sebuah truk tronton hilang kendali dan menabrak kendaraan yang mereka tumpangi di Jalan Provinsi Magelang–Purworejo, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener. Kecelakaan maut itu menewaskan 10 guru sekaligus sopir truk.
“Mereka adalah tulang punggung pendidikan di sekolah ini,” ujar Kepala Sekolah SDIT As Syafi’iyah, Ahmad Syarifuddin, dengan suara bergetar. Ia mengungkapkan bahwa kesepuluh guru itu dikenal dekat dengan siswa dan menjadi inspirasi di kalangan tenaga pendidik.
Video yang beredar di media sosial, termasuk dari akun TikTok @eniliky, memperlihatkan ruang guru yang hampa. Sepi. Tak satu pun guru tampak. Seolah waktu berhenti. Hanya barang-barang pribadi yang tersisa — saksi bisu tragedi yang merenggut nyawa para pendidik terbaik.
“Kami belum sanggup menghapus atau merapikan barang-barang mereka. Ini bentuk penghormatan terakhir,” tambah Ahmad. Ia menjelaskan bahwa kegiatan belajar mengajar dihentikan sementara untuk masa berkabung dan pemulihan psikologis siswa dan staf sekolah.
Puluhan karangan bunga membanjiri halaman sekolah. Ucapan duka datang dari orang tua murid, dinas pendidikan, hingga masyarakat luas. Duka ini tak hanya dirasakan di Magelang atau Purworejo — tapi mengguncang dunia pendidikan di seluruh negeri.
Bagi banyak siswa, guru-guru ini bukan sekadar pengajar, tapi juga pelindung, sahabat, dan panutan. Kini, mereka hanya bisa mengenang dalam doa.
“Saya kehilangan ibu kedua saya,” ungkap Dinda, siswa kelas 5 dengan mata berkaca-kaca. “Beliau sering memberi saya semangat saat saya sedih.”
Polisi masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan. Dugaan awal menunjukkan rem truk blong saat melintasi turunan tajam. Sopir truk juga termasuk korban tewas.
Satu kecelakaan, sepuluh nyawa, dan satu ruang guru yang hening — menjadi pengingat betapa rapuhnya hidup dan betapa besarnya jasa para guru yang sering kali luput dari sorotan.