FK – Dalam beberapa tahun terakhir, kontestasi politik di Kota Kupang semakin memanas, terutama menjelang Pilkada yang akan datang. Mendaftarnya lima bakal pasangan calon (paslon) mencerminkan ruang demokrasi yang luas bagi putra-putri terbaik NTT. Namun, di balik semaraknya politik, muncul kritik tajam mengenai idealisme aktivis muda yang tampaknya mulai tergerus oleh kepentingan pragmatis.

Amir Kiwang, pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, menyatakan bahwa meskipun banyaknya paslon menciptakan dinamika positif, hal ini juga menimbulkan potensi konflik yang perlu diwaspadai.

“Berbicara tentang konflik dalam ruang kontestasi politik, potensi konflik pasti selalu ada. Perbedaan politik di level atas dapat memengaruhi dinamika di akar rumput,” ungkap Amir dalam sebuah podcast.

Polarisasi dan Isu SARA

Amir mengungkapkan bahwa meskipun isu SARA di Kota Kupang saat ini dapat dikendalikan oleh pemilih yang rasional, namun potensi polarisasi masih ada.

“Isu SARA masih sangat sexy untuk dimainkan, meskipun mayoritas pemilih saat ini lebih rasional,” tambahnya.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.