Dia mengingatkan bahwa anak – anak Kota Kupang harus menguasai bahasa dunia dimulai dari Bahasa Inggris kemudian Bahasa Mandarin, cukup dengan memulai menghafalkan dan mengucapkan maksimal 5 kata setiap harinya dan harus menjadi “habit” atau kebiasaan untuk dilakukan.

“Kalau setiap anak sekolah working together teacher and student, gurunya hafal 3 kata dan muridnya hafal 3 kata, maka guru serta muridnya sama-sama maju dan kalau ini konsisten dan setia dilakukan dengan sungguh-sungguh maka sekolah kita bisa menjajaki proses belajar mengajar secara bilingual menggunakan 2 bahasa,” ujarnya.

Penjabat menambahkan anak-anak usia sekolah juga harus diberikan makanan yang mengandung vitamin yang lengkap, seperti mengonsumsi kelor.

Nono menurutnya merupakan salah satu contoh generasi brilian yang berhasil terbentuk dari upaya mendukung pemenuhan vitamin anak melalui konsumsi kelor, yang mengandung kandungan nutrisi dan protein selain kandungan vitamin yang cukup banyak.

Lomba yang berlangsung selama 4 hari, dari tanggal 14 hingga 17 Februari 2023 terbagi atas 2 kategori yaitu pidato dalam Bahasa Indonesia untuk pelajar jenjang SD/MI dan debat dalam Bahasa Inggris untuk pelajar jenjang SMP/MTs. Peserta lomba pidato sebanyak 106 orang dan peserta lomba debat Bahasa Inggris 38 tim dengan mengusung tema kompetisi debat dan lomba pidato yaitu “Penanggulangan dan pemanfaatan sampah di sekolah.” Dewan juri lomba tersebut berasal dari dosen FKIP Universitas Nusa Cendana program studi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.