Ia menyampaikan bahwa PPDB tahun 2023 dibanding tahun 2022 maupun 2021, saat penutupan PPDB di SMA maupun SMK Negeri , sekolah swasta sudah menerima dua sampai tiga kelas rombel, namun sesuai juknis yang sudah ditetapkan masih saja banyak sekolah swasta yang tidak mendapatkan siswa, sehingga ia menduga ada yang salah dari sistem PPDB yang dilakukan oleh Sekolah Negeri.

“Walaupun sekolah swasta belum menerima siswa baru sampai lima puluh persen, untuk tahun ini belum cukup bahkan ada 16 sekolah belum ada siswa yang mendaftar sama sekali, ini pertanda bahwa tahun 2023 ini lebih buruk situasinya, kami ingin tahu ada kebocoran online dalam sistem PPDB atau ofline, itu membuka ruang sehingga kuota dan rombel dilanggar dari yang seharusnya, dugaan kami kuota rombel melampui daya tampung, sesuai data kami tamatan siswa SMP tahun 2023 berjumlah enam ribu dua ratus Sembilan belas, tapi sekolah negeri kita berdasarkan kuota SK Juknis Dinas PK Provinsi NTT, 21 SMA dan SMK Negeri di Kota Kupang kapasitas rombelnya sampai tujuh ribu siswa, berarti tamatan 60 SMP semua langsung terserap ke sekolah negeri yang ada, padahal sekolah swasta ada enam ribu ,”bebernya.

Ia berharap pertemuan dengan Dinas PK Provinsi NTT memberikan keadilan, perlindungan, dari pemerintah, karena jika dibiarkan maka banyak sekolah swasta yang akan ditutup, karena sekolah swasta juga turut serta dalam membangun SDM di Provinsi NTT.(FKK03)

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.