Gubernur NTT meminta kepada BKKBN untuk berkoordinasi dengan BPS terkait dengan data keluarga miskin.

“Saya minta BKKBN untuk duduk bersama BPS. Kita data keluarga miskin itu, anaknya jumlah berapa. Dengan data yang pasti ini, kita bisa dorong untuk lakukan intervensi sehingga anak-anak mereka bisa mandiri nantinya. Kita tidak boleh bekerja as usual atau sebagaimana lazimnya. Kita harus cari akal dan menggunakan segala cara yang relevan untuk memotong rantai kemiskinan. BKKBN juga perlu membangun kerjasama dan pendekatan dengan lembaga-lembaga keagamaan juga melakukan sosialisasi berbagai program dengan cara-cara terkini seperti lewat tiktok atau berbagai aplikasi media sosial terkini lainnya agar mudah dipahami dan diterima generasi milenial, ” pungkas Gubernur Viktor.

Sementara itu, Kepala BKKBN NTT, Marianus Mau Kuru, menyampaikan berbagai laporan capaian program Bangga Kencana Tahun 2022 di NTT. Bangga Kencana merupakan akronim dari Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana.

“Pasangan Usia Subur (PUS) NTT 640.763 orang dengan prevalensi Peserta KB Aktif Moderen sebesar 318.336 atau 49,7 persen. Peserta KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang sebesar 47,6 persen, tertinggi di Indonesia. Laju pertumbuhan Penduduk (LPP) adalah 1,25 persen sama dengan LPP Nasional.Kami mohon dukungan bapak Gubernur agar Program Bangga Kencana dapat didukung oleh kabupaten/kota se-NTT terutama melalui dukungan APBD yang memadai,” kata Marianus.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.