Dampak Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan yang otoriter berisiko menggerogoti kepercayaan publik terhadap partai. Praktik korupsi, laporan keuangan manipulatif, dan nepotisme menjadi penyakit kronis yang menghancurkan kredibilitas partai.

Akibatnya, partai kehilangan basis dukungan di akar rumput, yang berdampak langsung pada hasil pemilihan legislatif maupun kepala daerah.

Krisis Kepengurusan dan Kelembagaan

Di tingkat kabupaten, konsolidasi sering dilakukan secara sepihak. Pengurus diangkat dan diberhentikan tanpa mekanisme yang transparan.

Hal ini menyebabkan kekosongan kepengurusan di tingkat desa, yang menyulitkan para calon legislatif dan tim sukses dalam menggalang dukungan.

Reformasi Partai: Jalan Menuju Kebangkitan

Partai politik harus segera berbenah dengan mengedepankan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dan musyawarah-mufakat.

Kepemimpinan yang gagal harus dievaluasi dan, jika perlu, dinonaktifkan demi menyelamatkan masa depan partai.

Reformasi internal menjadi kunci untuk mengembalikan kepercayaan publik dan memenangkan pemilu di masa mendatang.