“Kalau saya menilai bahwa diri saya tidak mencapai apa yang saya canangkan, saya tidak mau maju lagi sebagai Presiden RI,” tegasnya.

Pernyataan Langka dan Bermakna

Sikap Prabowo ini dinilai sebagai bentuk pertanggungjawaban politik yang jarang disampaikan secara terbuka oleh seorang kepala negara di tengah periode pertama pemerintahannya. Di saat banyak elite politik sibuk membangun wacana keberlanjutan kekuasaan, Prabowo memilih untuk menarik garis evaluatif terhadap dirinya sendiri.

Analis politik dari Lembaga Kajian Nusantara, Rudi Hartono, menyebut langkah Prabowo ini sebagai “ultimatum moral” kepada dirinya sendiri dan sinyal bahwa kepemimpinannya akan bertumpu pada hasil nyata, bukan sekadar pencitraan.

“Kalau ia konsisten dengan ucapannya ini, Prabowo sedang membangun standar baru soal kepemimpinan: rakyat bukan hanya harus percaya pada janji, tetapi juga diberikan kesempatan mengevaluasi secara objektif,” jelas Rudi.

Pesan kepada Kader Muda: Jangan Kultuskan Pemimpin

Selain menyampaikan pernyataan terkait Pilpres 2029, Prabowo juga berpesan kepada para kader muda untuk tidak terjebak dalam budaya mengultuskan pemimpin. Ia menegaskan bahwa seorang pemimpin harus dinilai berdasarkan capaian dan kinerja, bukan fanatisme.