Lebih lanjut, penting untuk menyoroti dan mengapresiasi peran-peran “tidak tradisional” yang dimainkan oleh perempuan dalam kebencanaan, seperti yang dicontohkan oleh Astin dalam memobilisasi kelompok rentan dan Mama Meri dalam menerapkan praktik pertanian cerdas iklim. Dengan memberikan visibilitas pada kontribusi unik perempuan, kita tidak hanya meruntuhkan stereotip gender, tetapi juga memperkaya strategi penanggulangan bencana dengan pendekatan yang lebih beragam dan efektif.
Sudah saatnya kita melampaui sekadar mengakui peran perempuan dan bergerak menuju tindakan nyata dalam mendukung mereka sebagai pilar ketahanan NTT. Kebijakan dan program pembangunan harus secara sadar mengintegrasikan perspektif gender, memastikan bahwa suara, pengalaman, dan kebutuhan unik perempuan dipertimbangkan dalam setiap tahap. Investasi yang terarah pada pelatihan kepemimpinan, peningkatan akses terhadap sumber daya ekonomi dan informasi, serta penciptaan ruang partisipasi yang setara dalam forum pengambilan keputusan adalah langkah krusial.